15 Rumah Adat Melayu Riau di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, Unik dan Bernuansa Melayu Banget!
Saat ini,
Para penghuni di kedua Provinsi ini sudah berbaur dengan pendatang lainnya dari berbagai penjuru.
Kedatangan ini menyebabkan terjadinya percampuran budaya dan tradisi.
Banyak tradisi dan budaya yang tidak bisa kita pisahkan karena terjadinya percampuran budaya Melayu dengan budaya-budaya pendatang lainnya, misalnya mereka yang datang dari Jawa atau Suku Jawa, ada yang datang dari Sulawesi atau Suku Bugis, dari Sumatera Barat dengan Suku Minang nya dan masih banyak lagi yang lainnya.
Namun, hal tersebut tidak terjadi pada warisan Budaya berupa Rumah Adat Melayu yang hingga kini masih berdiri tegak dan bisa kita saksikan.
Keberadan Rumah adat Melayu sebagai bukti eksistensi Suku Melayu sejak lampau.
Nah, berikut ini ada sekitar 15 Rumah Adat Melayu yang Ada di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau yang akan kita kupas satu persatu:
Pada bagian pertama akan di bahasa beberapa Rumah Adat Melayu yang ada di Provinsi Riau atau yang dikenal dengan nama Riau Daratan ini.
Rumah Adat Melayu Atap Lontik
Rumah Adat Melayu Riau |
Rumah Adat Melayu yang sering disebut dengan nama Rumah Atap Lontik adalah salah satu rumah adat yang ada di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Jadi,
Rumah ini dijadikan sebagai tempat tinggal umah tinggal suku bangsa Melayu di Lima Koto, Kabupaten Kampar.
Lima Koto ini adalah salah satu daerah hukum adat yang ada di Provinsi Riau (Kabupaten Kampar). Meski berasal dari Suku Melayu, Hukum Adat Lima Koto ini sangat berbeda dengan Suku Melayu yang ada di Kawasan Pesisir Riau.
Rumah Adat Balai Salaso Jatuh Kembar
Rumah Adat Melayu Riau |
Rumah adat lainnya yang ada di Riau adalah Rumah Adat Balai Salaso Jatuh.
Berbeda dari kebiasaan rumah adat lainya. Rumah Adat Balai Salaso Jatuh bukanlah tempat tinggal, namun rumah ini digunakan sebagai Balai Pertemua untuk musyawarah atau mengambil mufakat adat.
Selain disebut sebagai Rumah Adat Balai Salaso Jatuh, tempat ini juga sering disebut sebagai Balai
rung Sari, Balai Penobatan, Balai Kerapatan dan lain-lain, sesuai dengan fungsi saat menggunakannya.
Namun sayangnya, keberadaan Rumah Adat Balai Salaso Jatuh ini sidah tidak ada. Saat ini msyarakat lebih memilih untuk musyawarah di kantor desa ataupun menggunakan Masdjid sebagai tempat mereka berkumpul.
Balai yang unik ini memiliki bentuk dan ukiran yang unik.
Terdapat ukiran-ukiran menarik sebagai hiasan pada rumah ada melayu yang satu ini. Sedangkan pada bagian puncak, selalu dihiasi dengan hiasan kayu dengan posisi sedikit maju mencondong kearah atar.
Rumah Singgah Sultan Siak Sri Indrapura
Rumah Adat Melayu Riau |
Berlokasi di salah satu kawasan permukiman dekat Sungai Siak, Rumah Singgah Sultan Siak ini berada di Kampung Bandar Senapelan. Di Kampung ini, terdapat salah satu dari situs bersejarah bagi Kerajaan Siak.
Rumah ini merupakan tempat singgah bagi Sultan Siak Sri Indrapura ketika perkunjung ke Senapelan, salah satu kawasan yang ada di Pekanbaru. Dulunya Senapelan ini merupakan salah satu center kota dari Kerajaan Siak Sri Idrapura.
Saat ini, rumah sebagai tempat singgah sang Sultan Siak menjadi salah satu cagar budaya yang ada di Riau dan patut untu tetap dirawat dengan baik.
Kampung Bandar Senapelan sebagai salah satu saksi sejarah di kota Pekanbaru.
Di sekiran kampun ini terspat Situs cagar budaya berkaitan dengan Kota Pekanbaru dan Kerajaan Siak sri Indrapura. salah satu nya adalah Rumah Singgah Sultan.
Rumah Inap Sultan Syarif Qasim II
Rumah Adat Melayu Riau |
Rumah yang satu ini tidak terlalu diketahui oleh kalangan masyarakat bahwa sering menjadi tempat menginap Sang Sultan Siak.
Dulunya, ketika Sultan Syarif Qasyim II atau Sultan ke 12 Kerajaan Siak Sri Indrapura pergi ke Senapelan maka beliau selalu menginap di rumah tersebut.
Keberadaan rumah tersebut masih kokoh hingga saat ini. Lokasinya tepat di Gnag Pinggir, jalan Senapelan Kota Pekanbaru Riau.
Konstruksi bangunan tersebut cukup unik, ketika perumahan yang ada disekitar merasa gerah kepanasan maka tidak dengan bangunan ini.
Rumah ini memang dirancang untuk tetap sejuk dan nyaman, tak ada penggunaan Airconditioner atau mesin penyejuk lainnya, namun kondisinya akan tetap sejuk.
Nah, inilah rumah yang ternyata tempat Sultan Syarif Qasim II menginap.
Rumah Adat Melayu Lipat Kajang
Rumah Adat Melayu Riau |
Nama Rumah Adat Melayu yang satu ini cukup unik, Rumah Lipat Kajang. Ternyata nama Lipat Kajang ini diambil dari bentuk atap rumah tersebut.
Namun, sangat disayangkan jika keberadaan rumah ini sudah sangat jarang kita temukan. Namun sebagai bentuk pengganti maka pemerintah menilustrasikan bangungan ini pada kawasan perkantoran di Riau.
Nah, Rumah Ada Lipat Kajang ini merupakan rumah adat melayu Riau dan Kepulauan Riau.
Untuk saat ini, kamu juga dapat melihat sejensi bangunan rumah adat melayu yang satu ini pada rumah godang suku di Kenegerian Sentajo, di Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi.
Rumah Godang yang ada di Kabupaten Kuantan Sengingi ini masih terawat dan beriri kokoh hingga saat ini. Untuk usia dari bangunan ini sejak dibangun sudah mencapai 2,5 abad.
Balai Adat Melayu Bengkalis
Rumah Adat Melayu Riau |
Rumah adat Melayu yang satu ini berada di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Keberadaan Balai Adat Bengkalis ini sebagai salah satu tanda akan kebesaran Suku Melayu yang ada di Bengkalis.
Meski bukan bagian dari Bangunan lama namun keberadaan Balai Adat Bengkalis cukup mewakili gambaran Rumah ada Suku Melayu yang ada di Bengkalis.
Tempat ini menjadi tujuan wisata sejarah para wisatawan yang ingin mengenal budaya melayu bengkalis lebih dekat lagi.
Selain itu, bangunan ini dibangun untuk beberapa kegiatan resmi ada melayu yang ada di Kabupaten Bengkalis.
Dalam agenda budaya, maka tempat ini selalu dimanfaatkan. Rumah yang berada di berlokasi di Jl. Gatot Subroto di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau ini sekaligus menjadi objek wisata sejarah di Kabupaten Bengkalis.
Rumah Adat Melayu Atap Limas Potong
Rumah Adat Melayu Riau |
Rumah Adat Melayu Atap Limas Potong ini adalah salah satu rumah adat melayu yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.
Pada bagian atas pintu utama terdapat tulisan 11-1959 . Ini menunjukkan bahwa tahun pembuatan nya sekitar tahun 1959.
Konstruksi Rumah ini sangat khas dan bernuansa Melayu. Konstruksinya yang unik, Rumah Limas Potong ini memiliki tinggi sekitar 1,5 meter dari atas permukaan tanah.
Bagian Dinding dari rumah ini terbuat dari susunan papan warna coklat, pada bagian atapn rumah ini berupa seng yang dicat dengan warna merah. sedangkan kusen pintu, jendela, serta pilar anjungan depan rumah dicat minyak warna putih.
Rumah Adat Melayu Belah Bubung
Rumah Adat Melayu Riau |
Namanya cukup unik, Belah Bubung. Jika diartikan perkata maka 'Belah' itu berarti terbelah atau terbagi dua dan 'Bubung' berarti bubungan rumah.
Nah, bentuk atap rumah ini cukup unik seperti pelana kuda dan berbahan dasar kayu.
Sebutan nama lain dari Rumah Belah Bubung adalah rumah rabung atau rumah bubung melayu. Konon menurut penuturan sejarah, nama rumah ini merupakan pemberian dari orang asing yang datang berkunjung ke Indonesia.
Sedangkan konstruksi rumah ini lebih mirik ke rumah panggung karena memiliki ketinggian 2 meter yang ditopang oleh beberapa tiang peyangga.
Jadi, untuk rumah induknya terbagi menjadi 4 bagian yaitu selasar, ruang induk, ruang penghubung dapur, dan dapur.
Selanjutnya ada yang kita kenal dengan nama Rumah Adat Perabung Panjang, Rumah Adat Perabung Melintang, Rumah Adat Atap Layar atau Ampar Labu dan Adat Rumah Limas Potong.
Sebenarnya masih banyak rumah-rumah adat Melayu yang menjadi warisan budaya Suku Melayu yang ada di Riau dan Kepulauan Riau.
Rumah-rumah adat ini cukup terawat dan terjaga dengan baik.
Pihak pemerintah juga terus memperhatikan situs-situs budaya yang satu ini. Menjaga dan melestarikan budaya sama dengan kita menghormati hasil karya leluhur kita Suku Melayu.