Tenyata Ini Asal Usul Nama Siak? Baca Ulasan Selengkapnya!
Asal Usul Nama Siak |
Swarariau.com, Sejarah dan Budaya -- Mengenal Siak adalah nama salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Riau yaitu Kabupaten Siak.
Pada awal sebelum kemerdekaan Indonesia, Siak merupakan sebuah Kerajaan yang masih memiliki ikatan darah dengan Kerajaan Johor.
Kala Raja Kecik mengundurkan diri dari perang saudara dalam perebutan kekuasaan di Kerajaan Johor dan mendirikan sebuah kerajaan baru didekat aliran sungai Buantan.
Bukti sejarah tentang Kerajaan Siak masih dapat kita lihat berdiri kokoh ditengan perkotaan Kabupaten Siak yang merupakan pusat dari Kerajaan Siak itu sendiri.
Ikut memproklamirkan diri kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia oleh Sultan Syarif Kasim II dengan menyerahkan Mahkota dan Bantuan uang sebesar 10.000 Gulden kepada Ir. Soekarno di Jakarta.
Namun ada hal yang menarik untuk dikaji, adakah yang tahu dari mana asal usul kata siak?
Bagi yang sudah pernah mendengar nama Kabupaten Siak mungkin tidak menjadi hal yang aneh ketika mendengarnya, 4 huruf, S – I – A – K nama sebuah kabupaten yang dulunya adalah sebuah kerajaan,
Lalu dari masa nama tersebut muncul?
Dalam sumber sejarah Nasional Indonesia memang sudah ada yang menyebutkan kata ‘Siak’.
Kata-kata ini sudah pernah dituliskan oleh para pujangga zaman Hindu – Budha ataupun sejarawan modern dan mereka yang dating dari luar Indonesia.
…SIAK?
Sebagai Informasi, jika kita akan menuju kebeberapa daerah misalnya Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti atau daerah lainnya dengan menggunakan Speed Boat maka kamu akan melewati jalur Sungai yang sangat dalam, sungai ini menjadi rute transportasi air dari pekanbaru kebeberapa daerah yang ada di sekitaran Provinsi Riau.
Nah, sungai ini bernama ‘Sungai Siak’ so, apakah nama ‘Siak’ berasal dari nama sungai ini?
Apakah karena keberadaan dan ditemukan Sisa-sisa peninggalan dari kerajaan Siak di sepanjang aliran sungai ini menjadi alasan munculnya nama Kerajaan Siak?
Apasih arti kata ‘Siak’ sebenarnya?
Menurut beberapa pendapat mengatakan bahwa:
Pertama, Menurut Bahasa Tapanuli kata ‘Siak’ berarti ‘Pedas’.
Kedua, ada juga yang mengatakan bahwa Kata ‘Siak’ berarti dari kata ‘Suak’.
Ketiga, ada juga yang menyatakan bahwa kata ‘Siak’ berasal dari panggilan yang diberikan kepada seseorang yang menjaga Masjid.
Keempat, yang terakhir juga ada yang menyatakan bahwa kata ‘Siak’ berasal dari nama tumbuh-tumbuhan yang sering mereka sebut ‘siak-siak’
Mari mengkaji lebih dalam lagi….
Pertama, Jika dikaitkan dengan Bahasa Tapanuli yang mengartikan ‘Siak’ sebagai kata sifat ‘pedas’ dimana letak keterkaitannya. Apakah Kerajaan Siak pernah memiliki hubungan diplomasi ataupun kaitan lainnya?
Namun, hingga saa ini belum ada fakta sejarah yang menunjukkan keterkaitan latar belakang antara Kerajaan Siak dengan Tapanuli.
Jika fakta sejarah selalu memberikan bukti sedikit tidak pada unsur-unsur yang bersifat monumental namun antara Siak dan Tapanuli belum ditemukan bukti sejarahnya.
Kedua, Analisa pada kata ‘Suak’ yang menurut beberapa penuturan ada kaitannya dengan penamaan Siak, jika diartikan ‘Suak’ berarti keseragaman.
Apakah kata seragam ini mengacu pada keseragaman Kerajaan Siak yang mengarah kepada Bangsa Melayu?
Masih menjadi pertanyaan besar. Jika dilihat dalam makna berdiri sendiri, misalnya: Sungai Siak, Kota Siak.
Dan yang terakhir jika ‘Suak’ itu artikan sebagai nama suatu tempat atau kampung yang dialiri anak sungai seperti halnya Kawasan Siak yang banyak dialiri oleh sungai-sungai, misalnya: Suak Gelanggang, Suak Lanjut, Suak Rengas, dan sebagainya.
Dalam hal-hal seperti ini tidak dipakai kata ‘siak’.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kata ‘siak’ bukanlah merupakan bagian atau ada keterkaitannya dengan kata Suak. Kata Siak bukanlah perubahan morphologis dari kata Suak.
Ketiga, ada yang berkata dan mengartikan Siak sebagai penjaga Masjid. Masjid memang tak dapat dipisahkan dengan dunia Islam, yang merupakan tempat ibadah umat muslim.
Analisa dasarnya adalah Kerajaan Melayu. Dominiasi Islam pada kerajaan melayu memberikan signal pada kajian dalam mengartikan kata ‘Siak’.
Namun apakah benar demikian?
Mari melihat apa yang disebutkan dalam kitap Kertagama Pupuh 13/1-2 yang menyebutkan: “Minangkabau, Siak, Rokan dan Kampar di bawah kekuasaan Majapahit”.
Kata ‘Siak’ sudah disebutkan didalam Kitam Kertagama Pupuh 13/1-2 yang dapat ditarik kesimpulan bahwa Siak pernah berada dibawah dominasi Kerajaan Majapahit sedangkan Kerajaan Majapahit adalanh sebuah kerajaan yang memiliki pengaruh dari Hindu-Budha.
Jika kita menyusuri perkembangan dari peradaban sejarah Indonesia mengyebutkan bahwa belum pernah ada sumber sejarah yang menyatakan bahwa kerajaan yang beragama Islam lalu tunduk kepada kekuasaan Majapahit yang dominasi Hindu dan Budha menjadi yang utama.
Keempat, penuturan masyarakat setempat mengatakan bahwa Siak berasal dari nama tumbuh-tumbuhan maka harus ada korelasi antara nama Siak dan kaitannya dengan nama tumbuh-tumbuhan tersebut.
So, dari keempat hal tersebut mungkin kamu bisa menarik kesimpulan aka nasal usul dari nama Siak itu sendiri. Namu ada baiknya kita mengkaji lebih dalam lagi dengan membedah sumber-sumber sejrah lainnya.
Teori J. Kern
Fakta yang diungkapkan oleh Pubotjoroko dan Prof. Muhammad Yamin berkaitan dengan pemberian nama-nama sebuah kerajaan yang ada sangat lazim diambil dari nama-nama tumbuhan (flora) atau pun nama-nama seorang raja yang lazim diambil dari nama-nama hewan (fauna) seperti beberapa contoh berikut ini:
Pada nama Kerajaan Majapahit, menyebutkan nama dari sebuah pohon “Maja” yang memiliki buah yang sangat pahit, Kerajaan Tarumanegara, nama kerajaan ini juga diambil dari nama pohon “tarum”,
Galih Pakuan, berasal dari nama tumbuh-tumbuhan “paku-pakuan/pakis”, Kerajaan Malaka, dari nama pohon “Malaka”, Kerajaan Johor yang merupakan bagian dari Kerajaan Siak juga merupakan sebuah nama yang diambil dari nama pohon ”johar”.
Sedangkan untuk nama-nama raja yang berasal dari tumbuhan atau hewan bisa kamu lihat beberapa referensi berikut ini: seorang penguasan bernama Hayam Wuruk merupakan sebuah kata yang diambil dari kata “hayam/ayam”,
Seorang Mapatih yang terkenal Gajah Mada juga berasala dari nama seekor fauna yang sangat besar yaitu “gajah”, Si Singamangaraja, sangat melekat dengan kata “singa”, Munding Wangi, dari kata yang bermakna “kerbau” dan Sawunggaling, dari kata yang bermakna “ayam jantan”.
Melihat beberapa penjelasan tersebut maka besar kemungkinan pada point keempat lebih tepat kala kata Siak berasal dari nama tumbuh-tumbuhan ‘siak-siak’ yang kala itu memang banyak tumbuh di Kawasan dimana Kerajaan Siak itu berdiri
Seperti halnya Kerajan Johor yang juga mengambil nama dari sebuah pohon Johar, sedangkan Siak memiliki kaitan darah dengan Kerajaan Johor.
Pendiri dari kerajaan Siak adalah Raja Kecik yang merupakan putra dari salah satu Sultan yang pernah berkuasa di Kerajaan Johor.
Jadi kaitan ini bisa menjadi pegangan yang kuat untuk mengataka bahwa kata siak memang berasal dari nama tumbuh-tumbuhan dan selanjutnya berkembang dengan kaitan dan kajian lainnya.
Lebih detailnya lagi penuturan masyarakat membenarkan memang ada banyak tumbuh jenis tumbuhan yang mereka sebut siak-siak disekitaran aliran sungai Siak.
Oleh masyarakat setempat mengatakan bahwa jenis tumbuhan ini bisa menjadi obat dan sebagai bahan wangi-wangian.
Kajian lainnya….
Tak sampai disitu pembahasan tentang asal usul nama Siak ini. Ada beberapa pendapat lainnya yang menyatakan bahwa kata ‘siak’ sangat erat kaitannya dengan masyarakat Islam, mereka berpendapat bahwa orang siak adalah orang yang taat akan agamanya.
Hingga timbul di masyarakat yang mengatakan bahwa jika ada seseorang dikalangan masyarakat yang taat dan tekun beragama maka orang tersebut dikatakan orang Siak.
Dan yang terakhir mengaitkan nama ‘Siak’ dengan sebuah Klan yang ada dikawasan Pakistan dan India, Sihag atau Asiagh.
Jika diartikan Sihag atau Asiagh merujuk kepada kata ‘pedang’. Masyarakat ini dikaitkan dengan Bangsa Asii, masyarakat nomaden yang diidentifikasikan sebagai suku Sakai oleh Strabo (Penulis Geografi dari Yunani).
Nah, berkaitan dengan hal ini memang hingga saat ini kita masih bisa menjumpai kelompok suku terasing yang di sebut Sakai di sehiliran sungai Siak.
Memang kajian sejarah tak aka nada habis-habisnya. Kita tidak dapat memvonis pendapat A paling benar, atau pendapat B salah.
Selagi itu memiliki bukti sejarah yang kuat dan sah sesuai kaidah kajian dan penelitian sejarah maka masih ada kemungkinan benar dalam sejarah dan kaitannya dengan hal tersebut.